Rabu, 14 November 2012

mahalul qiyam

Mengenai berdiri saat maulid ini, merupakan Qiyas dari menyambut kedatangan Islam dan Syariah Rasul saw, dan menunjukkan semangat atas kedatangan sang pembawa risalah pada kehidupan kita, hal ini lumrah saja, sebagaimana penghormatan yg dianjurkan oleh Rasul saw adalah berdiri, sebagaimana diriwayatkan ketika sa'ad bin Mu'adz ra datang maka Rasul saw berkata kepada kaum anshar : "Berdirilah untuk tuan kalian" (shahih Bukhari hadits no.2878, Shahih Muslim hadits no.1768), demikian pula berdirinya Thalhah ra untuk Ka'b bin Malik ra.
Memang mengenai berdiri penghormatan ini ada ikhtilaf ulama, sebagaimana yg dijelaskan bahwa berkata Imam Alkhattabiy bahwa berdirinya bawahan untuk majikannya, juga berdirinya murid untuk kedatangan gurunya, dan berdiri untuk kedatangan Imam yg adil dan yg semacamnya merupakan hal yg baik, dan berkata Imam Bukhari bahwa yg dilarang adalah berdiri untuk pemimpin yg duduk, dan Imam Nawawi yg berpendapat bila berdiri untuk penghargaan maka taka apa, sebagaimana Nabi saw berdiri untuk kedatangan putrinya Fathimah ra saat ia datang, namun adapula pendapat lain yg melarang berdiri untuk penghormatan.(Rujuk Fathul Baari Almasyhur Juz 11 dan Syarh Imam Nawawi ala shahih muslim juz 12 hal 93)
Namun dari semua pendapat itu, tentulah berdiri saat mahal qiyam dalam membaca maulid itu tak ada hubungan apa apa dengan semua perselisihan itu, karena Rasul saw tidak dhohir dalam pembacaan maulid itu, lepas dari anggapan ruh Rasul saw hadir saat pembacaan maulid, itu bukan pembahasan kita, masalah seperti itu adalah masalah ghaib yg tak bisa disyarahkan dengan hukum dhohir, semua ucapan diatas adalah perbedaan pendapat mengenai berdiri penghormatan yg Rasul saw pernah melarang agar sahabat tak berdiri untuk memuliakan beliau saw.
Jauh berbeda bila kita yg berdiri penghormatan mengingat jasa beliau saw, tak terikat dengan beliau hadir atau tidak, bahwa berdiri kita adalah bentuk semangat kita menyambut risalah Nabi saw, dan penghormatan kita kepada kedatangan Islam, dan kerinduan kita pada nabi saw, sebagaimana kita bersalam pada Nabi saw setiap kita shalat pun kita tak melihat beliau saw.
Diriwayatkan bahwa Imam Al hafidh Taqiyuddin Assubkiy rahimahullah, seorang Imam Besar dan terkemuka dizamannya bahwa ia berkumpul bersama para Muhaddits dan Imam Imam besar dizamannya dalam perkumpulan yg padanya dibacakan puji pujian untuk nabi saw, lalu diantara syair syair itu merekapun seraya berdiri termasuk Imam Assubkiy dan seluruh Imam imam yg hadir bersamanya, dan didapatkan kesejukan yg luhur dan cukuplah perbuatan mereka itu sebagai panutan, dan berkata Imam Ibn Hajar Alhaitsamiy rahimahullah bahwa Bid'ah hasanah sudah menjadi kesepakatan para imam bahwa itu merupakan hal yg sunnah, (berlandaskan hadist shahih muslim no.1017 yg terncantum pd Bab Bid'ah) yaitu bila dilakukan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak mendapat dosa, dan mengadakan maulid itu adalah salah satu Bid'ah hasanah, Dan berkata pula Imam Assakhawiy rahimahullah bahwa mulai abad ketiga hijriyah mulailah hal ini dirayakan dengan banyak sedekah dan perayaan agung ini diseluruh dunia dan membawa keberkahan bagi mereka yg mengadakannya. (Sirah Al Halabiyah Juz 1 hal 137)
Pada hakekatnya, perayaan maulid ini bertujuan mengumpulkan muslimin untuk Medan Tablig dan bersilaturahmi sekaligus mendengarkan ceramah islami yg diselingi bershalawat dan salam pada Rasul saw, dan puji pujian pada Allah dan Rasul saw yg sudah diperbolehkan oleh Rasul saw, dan untuk mengembalikan kecintaan mereka pada Rasul saw, maka semua maksud ini tujuannya adalah kebangkitan risalah pada ummat yg dalam ghaflah, maka Imam dan Fuqaha manapun tak akan ada yg mengingkarinya karena jelas jelas merupakan salah satu cara membangkitkan keimanan muslimin, hal semacam ini tak pantas dimungkiri oleh setiap muslimin aqlan wa syar'an (secara logika dan hukum syariah), karena hal ini merupakan hal yg mustahab (yg dicintai), sebagaiman kaidah syariah bahwa "Maa Yatimmul waajib illa bihi fahuwa wajib", semua yg menjadi penyebab kewajiban dengannya maka hukumnya wajib. contohnya saja bila sebagaimana kita ketahui bahwa menutup aurat dalam shalat hukumnya wajib, dan membeli baju hukumnya mubah, namun suatu waktu saat kita akan melakukan shalat kebetulan kita tak punya baju penutup aurat kecuali harus membeli dulu, maka membeli baju hukumnya berubah menjadi wajib, karena perlu dipakai untuk melaksanakan shalat yg wajib .
contoh lain misalnya sunnah menggunakan siwak, dan membuat kantong baju hukumnya mubah saja, lalu saat akan bepergian kita akan membawa siwak dan baju kita tak berkantong, maka perlulah bagi kita membuat kantong baju untuk menaruh siwak, maka membuat kantong baju di pakaian kita menjadi sunnah hukumnya, karena diperlukan untuk menaruh siwak yg hukumnya sunnah.
Maka perayaan Maulid Nabi saw diadakan untuk Medan Tablig dan Dakwah, dan dakwah merupakan hal yg wajib pada suatu kaum bila dalam kemungkaran, dan ummat sudah tak perduli dg Nabinya saw, tak pula perduli apalagi mencintai sang Nabi saw dan rindu pada sunnah beliau saw, dan untuk mencapai tablig ini adalah dengan perayaan Maulid Nabi saw, maka perayaan maulid ini menjadi wajib, karena menjadi perantara Tablig dan Dakwah serta pengenalan sejarah sang Nabi saw serta silaturahmi.
Sebagaimana penulisan Alqur'an yg merupakan hal yg tak perlu dizaman nabi saw, namun menjadi sunnah hukumnya di masa para sahabat karena sahabat mulai banyak yg membutuhkan penjelasan Alqur'an, dan menjadi wajib hukumnya setelah banyaknya para sahabat yg wafat, karena ditakutkan sirnanya Alqur'an dari ummat, walaupun Allah telah menjelaskan bahwa Alqur'an telah dijaga oleh Allah.
Hal semacam in telah difahami dan dijelaskan oleh para khulafa'urrasyidin, sahabat radhiyallahu'anhum, Imam dan Muhadditsin, para ulama, fuqaha dan bahkan orang muslimin yg awam, namun hanya sebagian saudara saudara kita muslimin yg masih bersikeras untuk menentangnya, semoga Allah memberi mereka keluasan hati dan kejernihan, amiin.

====================================================================

Pada saat membaca doa tahiyat akhir dalam setiap shalat, kita selalu mengucapkan:

اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ

“assalamualika ayyuhan nabiy”, salam kepada Engkau wahai Nabi
Silakan diperhatikan redaksinya, pada saat menyebut Nabi dalam shalat kita diharuskan memakai kata ganti كَ atau kata ganti orang kedua atau dlamir mukhatab, yang berarti kamu atau anda. Kita tidak menyebut nabi dengan dlamir ghaib هُ atau dia, atau beliau. Kita menyebut Nabi dengan engkau. Ini artinya bahwa pada saat kita berdoa seakan-akan Nabi Muhammad SAW hadir di hadapan kita.
Kita bisa menyimpulkan bahwa doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT dalam tahiyat akhir itu tidak akan diterima tanpa menyebut Nama Muhammad SAW, tanpa menghadirkan beliau.
Maka pada setiap doa, setelah kita berucap ”Alhamdulillah” segala puji bagi Allah, kita teruskan dengan membaca berbagai shalawat. Baru setelah itu kita sampai pada inti dari doa kita. Ini artinya saat berdoa, saat menyembah Allah harus ada makhluk Allah bernama Muhammad SAW. Kita membutuhkan Nabi Muhammad SAW saat berdoa kehadirat Allah SWT.
Begitu pentingnya kehadiran Nabi Muhammad SAW dalam setiap doa. Kita ambil contoh lagi, dalam tradisi warga pesantren, saat kita mengadakan ritual aqiqah atau acara syukuran untuk bayi yang baru dilahirkan. Keluarga bayi yang menyelenggarakan aqiqah tidak akan mengeluarkan bayi sebelum sampai pada momen mahallul qiyam, pada saat-saat kita berdiri membaca:
يَا نَبِي سَلَامْ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلْ سَلَامْ عَلَيْكَ

Silakan diperhatikan, dalam kalimat yang kita baca ”Wahai Nabi salam kepadamu, Wahai Rasul salam kepadamu”; seakan-akan Nabi hadir pada saat itu. Inilah urgensi dari ajaran tawashul kepada Nabi, atau memanjatkan doa dengan perantaraan Rasulullah SAW.
Demikianlah apa yang telah diajarkan oleh para ulama pendahulu kita, dan di Indonesia amaliyah ini ditransformasikan kepada umat melalui organisasi Nahdlatul Ulama (NU).

MAHALUL QIYAMSIMTHUD DUROR

Asyraqal kawnub tihaajan,
Alam bersinar-sinar bersuka ria

Biwujudil musthafaa ahmad,
Menyambut kelahiran al-Musthafa Ahmad

Wa li ahnil kawni un sun,
Riang gembira meliputi penghuninya

Wa suruurun qad tajaddad,
 Sambung-menyambung tiada henti

Fathrabuu yaa ahlal matsyaanii,
Berbahagialah wahai pengikut al-Quran

Fahazaarul yumni gharrad,
Burung-burung kemujuran kini berkicau

Wastadhii’uu bi jamaalin,
Bersuluhan dengan sinar keindahan

Faaqa fil husni tafarrad,
Mengungguli semua yang indah tiada banding

Walanaal busyraa bisa’din,
Kini wajiblah kita bersuka cita

Mustamirrin laysa yanfad,
Dengan keberuntungan terus-menerus tiada habisnya

Haytsu uutiinaa ‘athaa an,
Manakala kita memperoleh anugerah

Jama’al fakhral muu abbad,
Padanya terpadu kebanggaan abadi

Fali rabbi kullu hamdin,
Bagi Tuhanku segala puji

Jalla an yahshura hul ‘ad,
Tiada bilangan mampu mencukupinya

Idz habaa naabi wujuudil al-mushthafaal haadii Muhammad
Atas penghormatan yang dilimpahkan-Nya bagi kita dengan lahirnya al-Musthafa al-Haadi Muhammad

Yaa rasuulal-laahi ahlan,
Yaa Rasulullah, selamat datang

Bika inna bika nas’ad,
Sungguh kami beruntung dengan kehadiranmu

Wabijaahih yaa ilaahii,
Semoga Engkau berkenan memberi nikmat karunia-Mu,

Judwa balligh kulla maqsh’ad,
Mengantarkan kami ke tujuan idaman

Wahdinaa nahja sabiilih,
Tunjukilah kami jalan yang ia tempuh

Kay bihii nus’ad wa nursyad,
Agar dengannya kami bahagia dan memperoleh kebaikan yang melimpah

Rabbi ballighnaa bijaahih,
Tuhanku, demi mulia kedudukannya di sisi-Mu

Fii jiwaarihi khayra maq’ad,
Tempatkanlah kami sebaik-baiknya di sisinya.

Washalaatul-laahi taghsyaa,
Semoga shalawat Allah meliputi selalu,

Asyrafar rusli Muhammad,
Rasul paling mulia, Muhammad

Wasalaamun mustamirrun,
 Dan salam terus-menerus

Jumat, 02 Maret 2012

senggol bacok


Pendukung klub PSIS Semarang yang dikenal dengan sebutan Snex, menyayangkan aksi pelemparan batu oleh sekelompok orang tidak dikenal terhadap pendukung Persijap Jepara yang akan memberikan dukungan kepada timnya saat bertanding melawan Persija Jakarta.

"Saya benar-benar menyayangkan insiden itu, mereka adalah oknum-oknum yang mengatasnamakan suporter, padahal kalau suporter asli tidak seperti itu," kata Ketua Umum Snex Edy Purwanto di Semarang, Sabtu.

"Saya sendiri kaget kenapa bisa terjadi insiden tersebut, padahal kita sekarang berada di Divisi Utama sedangkan mereka di Liga Super, kenapa bisa tahu jadwal mereka untuk mendukung timnya yang akan bertanding," kata Edy Purwanto yang juga anggota Komisi C DPRD Kota Semarang tersebut.

Menurut dia, ia sudah menjalin komunikasi yang baik dengan suporter Persijap Jepara, baik Jetmen maupun Banaspati, bahkan setelah kejadian tersebut, ia juga berhubungan dengan mereka. Bahkan, mereka juga minta pengawalan saat suporter yang kini berada di Jakarta saat mereka pulang ke Jepara.

Menurut dia, pengurus Snex sudah melupakan perseteruan antara suporter PSIS dengan Persijap yang bermula dari kejadian kerusuhan antarsuporter kedua tim di Stadion Kamal Junaidi Jepara 12 Maret 2006 lalu. Ia menambahkan, ia sangat mendukung tindakan polisi yang mengamankan beberapa pelaku insiden tersebut.

"Kalau sudah memasuki ranah tindak kriminal, saya sangat mendukung upaya kepolisian," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, empat bus yang mengangkut suporter Persijap Jepara menuju Jakarta, Jumat (29/1) malam, sekitar pukul 22.30 WIB dirusak puluhan orang tak dikenal dengan cara dilempari batu saat melintas di Jalan Siliwangi Semarang.

Slamet Teguh Leksono (26), salah seorang suporter Persijap Jepara yang menderita luka pada bagian kepala, mengatakan bahwa ia ingin mendukung tim kesayangan bertanding dengan Persija Jakarta pada esok hari. Ia bersama ratusan pendukung lainnya menyewa tujuh bus.

Tujuh bus yang disewa pendukung tersebut adalah empat bus PO Gembira Ria, dua bus PO Yudha Ekspres, dan satu bus PO Gamping Surono.

"Saat bus melintas di Jalan Arteri Yos Sudarso Semarang, kaca bis bagian belakang yang saya tumpangi dilempar batu hingga pecah oleh dua orang yang mengendarai sepeda," katanya.

Ia menjelaskan, puncak perusakan bis terjadi di Jalan Siliwangi Semarang, tepatnya beberapa ratus meter setelah gerbang tol Krapyak arah ke barat.

"Ketika berada di lokasi perusakan, tiba-tiba massa yang tidak dikenal langsung melempari bus dengan menggunakan batu berukuran cukup besar," katanya.

Sekitar 100 orang lebih yang tidak dikenal, kata dia, langsung melempari bus dengan membabi buta hingga semua kaca bus pecah. Setelah kaca pecah berantakan, beberapa orang yang merusak tersebut kemudian masuk ke dalam bus untuk menganiaya serta melakukan perampasan terhadap barang-barang berharga yang dibawa para suporter Persijap Jepara yang menamakan dirinya Banaspati.

"Beberapa orang yang naik ke bus lalu meminta paksa uang serta telepon seluler, dan jika tidak diberikan mereka tidak segan-segan memukul dengan tangan kosong, bahkan batu bata yang telah dipersiapkan sebelumnya," ujar Slamet yang menderita luka di bagian pelipis kanan.

Ia menyebutkan, dari mulut para perusak bus yang memaksa naik ke bus tercium bau minuman keras yang cukup menyengat. Akibat kejadian tersebut, empat bus PO Gembira Ria mengalami kerusakan parah terutama pada kaca bus yang pecah berantakan termasuk interior bis.

Puluhan suporter yang berada di dalam bus dan menderita luka-luka karena terkena lemparan batu serta dianiaya dengan cara dipukuli beramai-ramai segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tugurejo Semarang untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Jumat, 17 Februari 2012


alkamdulillah..
akhirnya PSIS ke Puncak Klasemen lagI...
..
Antusiasme warga Kota Semarang..sangat mendubrak semangat para pemain PSIS....

Jumat, 15 April 2011

SNEX


Sebuah organisasi yang tertata dan terstruktur tentulah mempunyai beberapa elemen-elemen penting pendukung untuk berdiri tegaknya organisasi yang didirikan. Elemen penting tersebut yaitu adalah memiliki area kekuasaan untuk mengatur dan mengharuskan anggotanya untuk tunduk dan patuh pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ADART) organisasi yang dia ikuti. Berikutnya adalah mempunyai struktur organisasi, baik model klasik ataupun modern dengan berbagai modifikasi.

SNEX lahir, ditengah-tengah penindasan dan intimidasi. Semakin di injak, semakin kuat pula keinginan untuk lepas..., dengan 3 (tiga) kunci awal SNEX : kebersamaan, transparan, mandiri, membuat kawan seperjuangan bahu-membahu merancang taktik dan strategi siang dan malam beralaskan tanah beratapkan langit pun dijalani, omelan istri dan keluarga di rumah tidak hiraukan, jadi jangan heran banyak kawan-kawan pulang malam hari mendapat hadiah cacian dan lemparan ceting (wadah nasi).

Hasil dari awal perjuangan dapat kita rasakan sekarang ini, semakin hari SNEX semakin besar. Permintaan menjadi anggota SNEX bertambah, dan penjualan kaos dan kemeja naik cukup tinggi. Ini yang membuat PP SNEX menerapkan strategi "jemput bola", yaitu daerah yang memiliki calon anggota yang cukup banyak, di datangi sekaligus melakukan pembuatan KTA.

Untuk KTA SNEX, memang sejak awal dirancang secara ekslusif seperti kartu ATM. Dengan kualitas plastik PVC yang baik dan Emboss (huruf timbul) warna perak serta tingkat gradasi dan permainan garis yang rumit menjadikan KTA SNEX ini banyak dicari, di tambah lagi foto anggota yang diwajibkan memakai baju atau kemeja SNEX.

Inilah salah satu sebab mengapa SNEX bisa cepat merekrut anggota dengan luar biasa besarnya (serta desain kaos yang mirip-mirip distro), dan trademark rewo-rewo serta jiwa militan yang tertanam kuat di hati, mereka lebih bangga tour luar kota dengan membawa KTA SNEX daripada KTP.. :)

I like PSIS

PSIS Semarang

Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang atau PSIS Semarang adalah klub sepak bola yang bermarkas di kota Semarang, Indonesia dengan markas Stadion Jatidiri Semarang. Julukan klub ini adalah "Laskar Mahesa Jenar".

PSIS Semarang adalah klub pertama di Liga Indonesia yang pernah menjadi juara Divisi Utama (1999) dan kemudian terdegradasi ke divisi I pada musim berikutnya (2000). PSIS kemudian berhasil menjuarai kompetisi Divisi I nasional (2001), dan berhak berlaga kembali di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. PSIS Semarang juga tercatat sebagai klub ketiga yang pernah menjuarai Liga Perserikatan dan Divisi Utama Liga Indonesia, setelah Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.

Sejarah


Sejarah tim sepak bola kota Semarang telah berlangsung sejak lama ketika kota ini masih berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial. Yang pertama tercatat adalah team sepak bola UNION yang berdiri tanggal 2 Juli 1911. UNION sendiri hanyalah sebutan bagi tim dengan nama Tionghoa Hoa Yoe Hwee Koan. Tim ini mendapatkan hak rechspersoon tahun 1917 dari pemerintah kolonial.

Selanjutnya ada pula tim bernama Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH) dengan gedung olahraga di wilayah Seteran. Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi Hwa Nan Voetbalbond (HNV). Tercatat klub Hwa Nan ini bahkan telah melakukan pertandingan eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan, Loh Hua Team Voetbalbond.

Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928, bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto). Dalam perjalanannya Tots Ons Doel berganti nama menjadi PS. Sport Stal Spieren (SSS). PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal bakal PSIS Semarang. Pada tahun 1930 team ini berganti nama menjadi Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS) yang berlatih di lapangan Karimata Timur.

Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930, Voetbalbond Indonesia Semarang berganti nama penjadi Persatuan Sepak bola Indonesia Semarang (PSIS) yang beranggotakan klub sepak bola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga, RIM, RDS dan SSS sendiri. Adapun nama klub SSS kemudian berganti menjadi berbahasa Indonesia, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang.

Pada kompetisi tahun 2006 klub ini dilatih Sutan Harhara yang kemudian diberhentikan dan diganti oleh asistennya Bonggo Pribadi.

[sunting] Prestasi

Sejak pertama kali berdiri, PSIS sudah dikenal sebagai tim medioker di kompetisi Perserikatan Indonesia. Kurang maksimalnya dukungan dari Pemda yang (mungkin) mewakili karakteristik warga Semarang yang cenderung menyukai hasil yang didapat secara instan dan cepat puas sehingga prestasi tim ini pun tidak bagus tapi juga tidak bisa dikatakan jelek.

Terbukti PSIS baru bisa mencicipi gelar juara ditahun 1987 dengan mengalahkan Persebaya Surabaya di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal Ribut Waidi. Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas SEA Games yang pertama kali bagi Indonesia) maka di kompetisi berikutnya PSIS nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan "campur tangan" Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari Persipura Jayapura. Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker.

Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1987 dan Juara Liga Indonesia 1999. Pada musim 2006 PSIS menjadi runner-up Liga Indonesia dengan keberhasilan mencapai final Liga Indonesia, berhadapan dengan Persik Kediri di Stadion Manahan, Solo dan kalah melalui akhir perpanjangan waktu babak ke-2. Saat ini PSIS Semarang juga berstatus sebagai runner-up Piala Emas Bang Yos (PEBY) yang terakhir, diadakan di Jakarta akhir tahun 2006.

  • Juara I LI 1987 (masih bernama perserikatan PSSI. vs Persebaya 1-0, gol oleh Syaiful Amri)
  • Juara I LI V 1998 ( vs Persebaya 1-0, Tugiyo)
  • Juara I LI Divisi I 2000
  • Juara III LI XII 2005
  • Juara II LI XIII 2006
  • Juara III PEBY 2005
  • Juara II PEBY 2006
  • Juara I Suratin Cup 2004
  • Juara II Suratin Cup 2003
  • Juara Piala Dunia Antarklub 2010

[sunting] Statistik di Divisi Utama Liga Indonesia hingga tahun 2006

  • Total musim: 11
  • Total pertandingan: 293 (107 kali menang, 79 kali seri, 107 kali kalah)
  • Selisih gol: 319 gol memasukkan-331 gol kemasukan

[sunting] Liga Indonesia I (Liga Dunhill) 1994-1995

PSIS berhasil mencapai peringkat 13 dari 17 tim Wilayah Timur.

PSIS yang walaupun sempat membuat sedikit kejutan seperti saat mengalahkan Persebaya 3-0 di Stadion Gelora 10 November Surabaya, tapi tetap saja prestasinya di papan tengah yang cenderung ke bawah. Ditambah lagi dengan sangat minimnya penonton yang tiba-tiba menurun drastis karena "kuningisasi" yang dilakukan gubernur Jawa Tengah saat itu dan di saat bersamaan prestasi saudara mudanya, BPD Jateng juga meningkat, jadilah PSIS sebagai tim yang ngenes. Juara Liga Tahun ini adalah Persib Bandung yang secara kontroversial mengalahkan Petrokimia Putra dengan skor tipis 1-0.

  • Total pertandingan: 32 (10 kali menang, 9 kali seri, 13 kali kalah)
  • Selisih gol: 28 gol memasukkan-43 gol kemasukan

[sunting] Liga Indonesia II (Liga Dunhill) 1995-1996

Berhasil mencapai peringkat 10 dari 16 tim Wilayah Timur.

Prestasi PSIS masih stagnan di papan tengah, hanya saja dari segi penonton sudah mulai ada peningkatan. Hal ini disebabkan karena mulai masuknya pemain impor yang menarik penonton untuk menyaksikan aksinya serta seragam yang kembali ke warna kebesaran, biru. Ditambah lagi dengan campur tangan kekuasaan Gubernur Jateng saat itu yang membuat tim BPD Jateng hanya boleh diisi oleh pemain PON yang miskin pengalaman dan bahkan saat pelatih mencoba untuk menurunkan pemain non-PON, dia pun dipecat dari pekerjaannya, padahal hasilnya adalah kemenangan. Juara Liga adalah Bandung Raya yang (juga) secara kontroversial mengalahkan PSM Makassar 2-0.

  • Total pertandingan: 30 (10 kali menang, 7 kali seri, 13 kali kalah)
  • Selisih gol: 37 gol memasukkan-41 gol kemasukan

[sunting] Liga Indonesia III (Liga Kansas) tahun 1996

Ada sedikit peningkatan prestasi PSIS dengan hampir menembus babak 12 besar. Gairah sepak bola Semarang pun seolah bangkit dari tidurnya. Dukungan dari pemerintah mengalir dan penonton pun semakin membanjir. Stadion Jatidiri (kapasitas 25.000) yang di LI I hanya mencatat rata-rata penonton 500 orang dan di LI II dengan rata-rata penonton 15.000 orang, kali ini selalu penuh (25.000 orang). Juara Liga adalah Persebaya yang mengalahkan Bandung Raya 3-1.

[sunting] Liga Indonesia IV 1997-1998

Berhasil mencapai peringkat 6 dari 11 tim Wilayah Tengah (sebelum dihentikan).

Imbas dari prestasi yang meningkat membuat PSIS mulai bergairah dan diperhitungkan di kancah sepak bola nasional. Sayang sekali saat itu liga harus dihetikan karena krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia.

  • Total pertandingan: 16 (4 kali menang, 8 kali seri, 4 kali kalah)
  • Selisih gol: 17 gol memasukkan-24 gol kemasukan

[sunting] Liga Indonesia V 1998-1999

Puncak prestasi dari PSIS. Dilatih oleh Edi Paryono, setelah mencapai peringkat 2 dari 5 tim Grup D dan kemudian runner-up Grup F (10 Besar), PSIS akhirnya menggondol gelar juara setelah di final yang menjadi "partai usiran" karena harus terbang ke Manado dengan semangat balas budi atas meninggalnya 11 orang suporter PSIS di Manggarai, PSIS bermain kesetanan dan mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 melalui gol Tugiyo di injury time babak kedua. Sayang sekali prestasi ini sepertinya kurang bernilai karena liga saat itu dibagi oleh banyak grup (3 wilayah 5 grup). PSIS berhak mewakili Indonesia ke Piala Champions Asia dan sayangnya langsung tunduk dari Samsung Suwon Bluewings dengan skor 3-2 di kandang dan 6-2 saat tandang.

  • Total pertandingan: 14 (7 kali menang, 3 kali seri, 4 kali kalah)
  • Selisih gol: 18 gol memasukkan-13 gol kemasukan

[sunting] Liga Indonesia VI 1999-2000

Turun ke peringkat 13 dari 14 tim Wilayah Timur.

Terlena dengan gelar yang sudah diraih, memasuki Liga Indonesia VI tahun 1999, PSIS terlambat menyiapkan tim dan dukungan dana tiba-tiba macet. Kerusuhan di partai pembukaan saat PSIS takluk dari Barito Putra 2-0 seakan menjadi tanda-tanda yang tidak baik. Dan ternyata semua itu terbukti, kenyataan pahit itupun harus diambil. PSIS degradasi ke Divisi I, sekaligus mencatatkan diri sebagai tim pertama di Indonesia yang terdegradasi setelah menjuarai kompetisi sebelumnya.

  • Total pertandingan: 26 (6 kali menang, 6 kali seri, 14 kali kalah)
  • Selisih gol: 22 gol memasukkan-32 gol kemasukan

[sunting] Liga Indonesia VII 2000-2001

PSIS bermain di Divisi I. Tersentak oleh kenyataan pahit tersebut, manajemen tim pun bertindak. PSIS harus kembali ke Divisi Utama, begitu tekad mereka. Dan ternyata tekad itu terwujud, PSIS menjadi juara Kompetisi Divisi I tahun 2000 sekaligus kembali promosi ke Divisi Utama. Tahun ini ditandai pula dengan berdirinya komunitas suporter PSIS bernama Panser Biru. Serta merta melalui kerja keras PSIS bangkit dan melalui konsistensi permainannya gelar juara Divisi I tahun 2001 pun berhasil diraih. PSIS Semarang kembali ke Divisi Utama.

  • Total pertandingan: 16 (12 kali menang, 2 kali seri, 2 kali kalah)
  • Selisih gol: 24 gol memasukkan-9 gol kemasukan

[sunting] Liga Indonesia VIII Bank Mandiri 2002

Meraih peringkat 8 dari 12 tim Wilayah Timur PSIS tetap menempati posisi papan tengah seperti biasanya. Tidak ada sesuatu yang spesial, semuanya datar-datar saja. Liga Indonesia VIII tahun 2002 (Liga Bank Mandiri), PSIS masih belum beranjak dari papan tengah dan bahkan nyaris degradasi. Untung saja 2 kemenangan kandang terakhir menyelamatkan PSIS dari jurang degradasi. Juara tahun ini adalah Petrokimia Putra yang pada final mengalahkan Persita Tangerang 2-1 melalui perpanjangan waktu.

  • Total pertandingan: 22 (8 kali menang, 6 kali seri, 8 kali kalah)
  • Selisih gol: 20 gol memasukkan-25 gol kemasukan

[sunting] Liga Indonesia IX Bank Mandiri 2003

Mencapai peringkat 13 dari 20 tim. Sejak Liga Indonesia tahun kompetisi 2003 PSIS mempercayakan jabatan manajer tim kepada Yoyok Sukawi. Di bawah kepemimpinannya, PSIS mengalami beberapa perubahan yang signifikan, antara lain dengan mengontrak pelatih Daniel Roekito, dan mengganti beberapa pemain, dengan tujuan agar mampu mencapai hasil maksimal di kancah Liga Indonesia 2003.

Bersamaan dengan diadakannya Piala Emas Bang Yos (PEBY) I di Jakarta, PSIS memanfaatkan ajang ini untuk menyeleksi dan mematangkan skuad pemain yang ada untuk menghadapi Liga Indonesia tahun berikutnya.

Tahun 2003, menjadi tonggak sejarah di mana semua peserta saling bertemu karena sistem turnamen yang tidak membagi wilayah lagi. Alih-alih berprestasi, PSIS masih belum mampu beranjak dari papan tengah ke bawah. Juara Liga tahun ini adalah Persik Kediri yang fenomenal karena di tahun sebelumnya berada di Divisi I. Liga Indonesia X (Liga Bank Mandiri) tahun 2004, masih dengan format satu wilayah. prestasi PSIS mulai menanjak naik walaupun belum bisa meraih gelar juara yang pada tahun ini diraih oleh Persebaya. Liga Indonesia XII (Liga Djarum Indonesia) tahun 2005, prestasi PSIS semakin membaik. Di tangan pelatih Bambang Nurdiansyah, PSIS berhasil meraih posisi ketiga. Sebenarnya hasil yang dicapai bisa lebih baik kalau saja di partai 8 besar wasit bisa lebih netral saat PSIS jumpa dengan tuan rumah Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya melakukan hal yang mencoreng sepak bola nasional dan menghilangkan kesempatan juara PSIS dengan mogok main. Di tahun ini ada sesuatu yang baru di mana Piala Indonesia (Copa Dji Sam Soe) untuk pertama kali dimainkan. Sayangnya PSIS hanya sampai babak 16 besar karena terhenti langkahnya oleh Persijap Jepara.

  • Total pertandingan: 38 (14 kali menang, 8 kali seri, 16 kali kalah)
  • Selisih gol: 43 gol memasukkan-45 gol kemasukan

[sunting] Liga Indonesia X 2004

Mencapai peringkat 10 dari 18 tim. Pada Liga Indonesia tahun 2004, dengan suntikan tenaga pemain baru, baik lokal maupun asing, ditambah polesan tangan pelatih Cornelis Sutadi dan asisten pelatih Bonggo Pribadi, PSIS mengarungi kerasnya persaingan di Liga Indonesia 2004. Di pertengahan tahun kompetisi 2004, manajemen PSIS menilai perlu dilakukan perombakan tim. Jabatan Pelatih Kepala diserahkan kepada Herry Kiswanto. Beberapa pemain baru pun dikontrak untuk menambah kekuatan tim.

Pada turnamen PEBY II, PSIS kembali diundang, dan menjadikan ajang ini sebagai tahapan pemantapan komposisi pemain untuk menghadapi Liga Indonesia tahun 2005.

  • Total pertandingan: 34 (12 kali menang, 10 kali seri, 12 kali kalah)
  • Selisih gol: 35 gol memasukkan-34 gol kemasukan

[sunting] Liga Indonesia 2005

Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, Runner Up Grup Barat (8 Besar), juara 3.

Liga Indonesia 2005 kembali dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS termasuk di Wilayah I atau Barat. Masih dikomandani oleh Yoyok Sukawi sebagai Manajer Tim, Bambang Nurdiansyah (Pelatih Kepala), PSIS memiliki optimisme tinggi menyambut Liga Indonesia 2005. PSIS berhasil melaju ke putaran 8 Besar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Meski dirugikan oleh kejadian mundurnya Persebaya dari putaran ini, PSIS sukses mencapai peringkat 3 untuk Liga Indonesia tahun 2005.

  • Total pertandingan: 30 (13 kali menang, 12 kali seri, 5 kali kalah)
  • Selisih gol: 41 gol memasukkan-23 gol kemasukan

[sunting] Liga Indonesia 2006

Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, runner-up Grup A (8 Besar), runner-up kompetisi.

M. Ridwan

Di akhir tahun 2005, PSIS mengontrak pelatih Sutan Harhara untuk turut berpastisipasi di turnamen PEBY III dan juga untuk Liga Indonesia 2006 yang akan datang. Sebelum mengikuti PEBY III, PSIS diundang PSSI U-23, yang dipersiapkan untuk mengikuti SEA Games Manila, sebagai lawan latih tanding yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung.

PEBY III menjadi ajang pembuktian keseriusan PSIS dalam persiapan menjelang Liga Indonesia 2006. PSIS kembali ke Semarang dengan keberhasilan menduduki posisi 3. Menghadapi Liga Indonesia 2006, PSIS terus melakukan persiapan dengan beberapa kali melakukan uji coba di Semarang, serta mengontrak pemain-pemain handal yang dibutuhkan tim untuk mencapai hasil maksimal.

Di pertengahan musim, PSIS mengganti pelatih Sutan Harhara dengan asistennya Bonggo Pribadi. PSIS melaju sampai ke partai puncak dan kalah dalam drama perpanjangan babak melawan Persik Kediri melalui gol Cristian Gonzalez.

  • Total pertandingan: 31 (16 kali menang, 5 kali seri, 10 kali kalah)
  • Selisih gol: 37 gol memasukkan-31 gol kemasukan

[sunting] Daftar pemain

Berikut merupakan skuat PSIS Semarang untuk musim kompetisi 2010–2011.[1]
Pelatih: Bendera Indonesia Bonggo Pribadi

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.

No.
Pos. Nama
1 Bendera Indonesia DF Dicky Fajar Gunawan
3 Bendera Indonesia DF Idrus Gunawan
4 Bendera Indonesia DF Aris Indarto
4 Bendera Indonesia MF Taufik Salaffudin
5 Bendera Indonesia MF Muhamad Yusuf
6 Bendera Indonesia MF Iswan K.H. Bode
6 Bendera Indonesia FW Kurnanda Fajar
7 Bendera Indonesia MF Prananda Aditya
7 Bendera Indonesia MF Restu Kartiko
8 Bendera Indonesia FW Imral Usman
9 Bendera Indonesia GK Indriyanto Nugroho
10 Bendera Argentina MF Gustavo Chena
11 Bendera Indonesia MF Andrian Mardiansyah
12 Bendera Indonesia GK Basuki Setiabudi
13 Bendera Indonesia GK Modestus Indra Setiawan
14 Bendera Indonesia MF Sunarso
15 Bendera Indonesia MF Yaris Riyadi
16 Bendera Indonesia FW Denny Rumba

No.
Pos. Nama
17 Bendera Indonesia MF Eko Pujiyanto
18 Bendera Indonesia MF Deddy Iswanto
18 Bendera Indonesia DF Sapto Widiantoro
19 Bendera Indonesia MF Herry Susilo
20 Bendera Indonesia FW Peter Moukouri Kuoh
22 Bendera Indonesia GK Agus Murod
23 Bendera Indonesia GK M. Haris
23 Bendera Indonesia MF Satria Feri
24 Bendera Indonesia MF Suwita Pata
25 Bendera Indonesia FW Origenes Kambuaya
26 Bendera Indonesia DF Aji Nurpijal
26 Bendera Indonesia MF Vava Ardila
27 Bendera Indonesia DF Hari Wahyudi
28 Bendera Indonesia DF Ilham Asdat
81 Bendera Indonesia FW Sampelo
86 Bendera Indonesia MF Hasan Basry Lohy
? Bendera Kamerun DF Zoubairou Garba

[sunting] Pencetak gol terbanyak per musim

[sunting] Pencetak gol terbanyak sepanjang karier di PSIS di Liga Indonesia

  • 23: Indriyanto Nugroho, Emmanuel De Porras
  • 18: Julio Lopez
  • 10: Roberto Kwateh, Abdouleye Djibril
  • 9: Khusnul Yakin, Gustavo Hernan Ortiz
  • 8: Harri Salisburi
  • 7: Esiah Pelle Benson, Bambang Harsoyo, Arliston De Oliveira
  • 6: Imral Usman
  • 5: M Ridwan, German Osorio
  • 3: Gbeneme Friday
  • 2: Miguel A Dominguez, Darwin Perez, Purwanto, Khair Rifo, Nurul Huda, Otto Weah
  • 1: Foffe Camara, Maman Abdurrahman, Zoubairou, Idrus Gunawan, Greg Nkowolo, A Jomma Ballah, M Irfan, Lilik Suheri, Sasi Kirono, Eko Purjianto, Louis Miranda, Alexander Pulalo, Yuniarto Budi, Iwan Suryanto

[sunting]

Sponsorship menjadi sesuatu yang lebih serius setelah keluarnya Permendagri no.13 tahun 2006 yang mengatur bahwa Pemda diharapkan tidak memberikan bantuan keuangan terus menerus dari APBD bagi sebuah organisasi seperti PSIS sebagai organisasi sepak bola di kota Semarang. Untuk itu tim sepak bola yang ingin bertahan hidup di Liga Indonesia harus mulai memikirkan kerjasama dengan para sponsor. Pada musim tahun 2007 PSIS Semarang menjalin beberapa kerja sama dengan Umbro (aparel) dan Suara Merdeka (tim).

[sunting] Penggemar

Seperti halnya klub sepak bola yang lain, PSIS mempunyai beberapa kelompok suporter, antara lain yang menamakan dirinya Panser Biru, SneX (Semarang Extreme), Bon-X, YSS (Yayasan Suporter Semarang) dan lainnya.

[sunting] Referensi

  1. ^ PSIS Semarang. Goal.com Indonesia. Diakses pada 12 Februari 2011.

[sunting] Pranala luar

Rabu, 13 April 2011

EASUS

Sebagai alternatif Partition Magic, Partisi EASEUS Guru freeware adalah ALL-IN-ONE partisi perangkat lunak dan disk paling nyaman toolkit partisi hard manajer termasuk Partition Manager, Disk & Partisi Copy Wizard dan Partisi Recovery Wizard di MBR dan tabel partisi GUID (GPT) disk bawah Windows 2000/XP/Vista/Windows 7 dan Windows Server 2000/2003/2008 (32 bit dan 64 bit). Hal ini memungkinkan pengguna untuk Resize / Move Partisi, Memperpanjang Sistem Drive, Copy Disk & Partisi, Gabung Partisi, Split Partisi, Redistribute Free Space, Mengkonversi Dynamic Disk, Partisi Recovery dan banyak lagi. Anda dapat bebas menikmati EASEUS Partition Guru Home Edition seperti perangkat lunak komersial Partition Magic.